Terkubur..

Part I

Pohon tak kemudin mati, kering dan rapuh. Daunnya yang rindang pun memberitahu bahwa pohon itu sedang hidup dan tumbuh. Entah seberapa lama… Rafsa tahu itu!

Ia bertanya.. Kawanan mengapa serigala pun tak kunjung terlihat? Apa masih dikandangi oleh tuan nya… Ia kadang mendengar gaungannya saja, pada sepertiga pagi… Disaat aktifitas kota sedang berada di kondisi letih. Akhir-akhir ini ia sulit sekali untuk bertuan pada pikiran, ingin terfokus bukan hanya pada benda yang sukar melewati usus.. Memang Rafsa selalu bertanya.

Tapi kini, Timbunan imajinasi nya seakan menggali kuburannya sendiri.. Ia menempati semua ruang disegala bentuk jurang pada otak yang dibuat tegang, hinga saraf banyak terangsang. Karena, filantropis mungkin sudah mulai menjadi dongeng saja…

Rafsa tercengang!!! pagi hari ia melihat mimpinya akan terkubur dalam sela senja menjelang petang… Ia lalu berlari, tanpa ingin mengingat sudah sejauh dan selama apa… Sampai mulai hari ini, ia mulai berdamai dengan ingatan dan kembali bertemu petang.

Sekarang bukan lagi senja yang bertumpukan dimeja belajarnya, namun arwah imajinasinya yang tersimpan dikotak rahasia berwarna violet didekat meja belajarnya.

Rafsa menangis, menghentikan tangisan nya. Lalu ia terkubur dalam kuburan imajinasinya sendiri.

 

 

 

“emosi berdera… 13/11

Tinggalkan komentar