Terkubur

Part II

Pagi itu setelah Rafsa termenung membuat pemakaman mimpinya, ia ditampar oleh cita-citanya sendiri. Waktu memaksanya untuk terus hidup walau mimpinya sudah terkubur di benda berwarna violet diatas mejanya bersama tangisan dan renungan yang dijadikan nya makam untuk mimpinya.

Semalam itu tindakan paling egois yang ia lakukan, mimpi bersama dengan para sahabatnya telah damai bersama kenangan dipemakaman renungannya. Individualistik adalah musuh bagi kehidupan berkelompok, akan tetapi individu yang membuat hidup itu berkelompok. Pada waktu akhirnya Rafsa memohon untuk diberi kesempatan kembali menebus keegoisan yang ia buat semalam.

Cita-citanya akhirnya kembali bersama semangat nya yang utuh, ia membuat mimbar bebas imajinasinya dengan berdalil “Bahwa aku tak akan pernah membiarkan kau (cita-citanya) hanya menjadi induktif (rasiaonal) dalam logika saja, akan aku deduktif (empirik) kan ia dengan segala daya dan upaya yang tersisa.

 

 

Emosi Berdera.

Tinggalkan komentar